I don’t know why I can love him.
Saya tidak tau kenapa saat itu saya menerima nya kembali. Yang
saya rasakan justru bahagia karena akhirnya dia memilih saya. Memantapkan
pilihannya kepada wanita yang sangat menyukai buku, yang tidak akan pernah lupa
dengan hobi menulisnya, dan bahkan yang tidak pernah meninggalkan tidurnya di
malam hari.
Informasi tentang hubungan kami sudah tersebar luas. Bahkan
sempat menghebohkan beberapa orang. Karena pada masanya, kami sudah di gosipkan
oleh sebagian orang, dan gossip itu semakin menarik ketika tau bahwa kami
akhirnya berpacaran.
I don’t care.
Saya tidak peduli seberapa banyak orang yang membicarakan
kami di belakang. Karena saya sudah terbiasa sejak dulu, dan saya tau
konsekuensinya. Lagipula omongan orang lain tidak akan membuat kita jatuh.
Hanya saja saya merasa risih akan hal itu. Apalagi terkadang ada gossip yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Saya menulis ini ketika hubungan kami sudah lebih dari 2
tahun. Tentunya saya tidak pernah menyangka akan sampai pada tahap yang sejauh
ini dengan dia. Saya mengira hubungan kami tidak akan lebih dari 1 tahun,
tetapi kenyataannya kami sudah melewati itu. Yang saya rasakan hingga saat ini
tentu saja tidak selalu bahagia. Ia pernah menyakiti saya lewat hal-hal yang
kecil, bahkan besar. Bisa diibaratkan hubungan kami sama seperti rollercoaster.
Seru.
Satu hal yang pasti, dibalik perilakunya yang terkadang
membuat saya sakit hati, tetapi ia selalu bisa memperbaikinya, lagi dan lagi. Saya
ingat kala itu, ketika ada hal kecil yang membuat saya menangis, lalu ia memberhentikan
motornya, menoleh ke belakang dan bertanya mengapa saya menangis tiba-tiba. Ia
memastikan apakah dirinya berbuat salah kepadaku atau tidak. Ia memastikan
pula, hal apa yang sekiranya membuatku menangis. Ketika ia sudah tau
jawabannya, ia kemudian berkata “yaudah jangan nangis lagi ya, nanti aku bilangin
ke dia supaya nggak berbuat kayak gitu ke kamu. Aku juga nggak tau kenapa dia
suka nethink ke kita. Jangan dengerin omongannya ya sayang” kemudian ia
menghapus air mataku dan kami kembali melanjutkan perjalanan.
Saya masih ingat jelas tentang hal-hal yang membuat saya
bahagia. Rasanya seperti seorang anak kecil yang dibawa ke pasar malam, melihat
hal-hal yang baru dan mencoba beberapa mainan yang ada disana. Kebahagiaan yang
sederhana menurutku. Sama halnya ketika waktu itu kami sedang menyusuri jalanan
di siang hari. Ketika Jakarta sedang macet-macetnya, kami pergi menggunakan
sepeda motor dan helm tentunya. Saat itu lampu merah, yang membuat kami
berhenti, menunggu, dan kepanasan, lalu ia mengelus-elus dengkul saya. Seolah olah
mengatakan “sabar ya sayang”. Ia terus mengelus-elusnya tanpa mengeluarkan
sepatah kata, hingga lampu berubah warna menjadi hijau.
Saya ingat lagi, waktu itu ia memberikan saya surat. Di dalam
surat itu, ia menuliskan sebuah puisi yang dibuat sendiri olehnya. Tetapi tidak
bisa saya tampilkan disini karena saya takut dia tidak setuju karyanya di
publikasikan. Hal yang unik dari puisinya adalah ia menggunakan kata-kata dari
bidangnya di dunia teknologi menjadi sebuah kalimat dan membuat kalimat itu
menyatu menjadi puisi. Saya tentu senang sekali ketika membacanya. Hadiah yang
sederhana, yang membuat saya bahagia.
Hal-hal yang terjadi di dalam kehidupanmu, ketika kamu
syukuri, kamu nikmati, hal itu akan menjadi indah. Keindahan itu yang kemudian
akan membuatmu bahagia. Kebahagiaan bisa kamu ciptakan sendiri, ketika kamu
menghargai kasih sayang orang lain kepadamu, ketika kamu menerima hal-hal yang
kurang dari dirinya, kemudian kalian ubah kekurangan itu menjadi hal yang membahagiakan
bagi diri kalian dan orang lain.
Kadang hal-hal manis seperti itu ketika diingat kembali akan
menjadi lebih manis. Rasanya seperti ingin kembali lagi ke memori memori masa
itu. Tetapi tidak bisa. Semua hanya bisa kamu kenang, hanya bisa di tulis dan di
ceritakan ke orang lain, sama seperti yang saya lakukan saat ini. Terimakasih untuk
semuanya, kamu membuat 2 tahun saya bahagia, meskipun ada beberapa yang membuat
saya luka. Mungkin di kesempatan yang lain, akan saya ceritakan definisi luka
menurut saya.
With love,
D