Minggu, 14 Desember 2014

Aku tidak mengerti..

Sebelum membaca ini, salah satu penulis favorite ku pernah bilang bahwa “tidak semua yang saya tulis adalah saya, dan tidak semua yang kamu baca adalah kamu-Dwitasari”

Hai. Sudah lama kita jadi canggung seperti ini. Semua itu berawal ketika aku tahu bahwa kau mencintai wanita lain. Wanita itu bukan aku. Masih ingatkah kamu tentang kejadian ini? Perbincangan terakhir kita yaitu pada saat kita sedang makan bersama di sebuah cafe. Kau bilang padaku, bahwa kamu juga mencintai wanita itu. Wanita yang kamu tunggu-tunggu. Wanita yang berhasil membuatmu jatuh cinta. Apakah pada saat itu kau tau perasaanku? Apakah kau mengerti, bagaimana rasanya menjadi wanita yang terlanjur mencintai sahabatnya sendiri?
Setelah kejadian itu, semuanya berbeda. Kita tak lagi bertegur sapa saat bertemu. Bahkan menoleh ke arahmu pun aku tidak mau. Terlalu amat sakit untuk menjelaskan semuanya. Rasanya aku ingin membencimu, tapi semua itu mustahil. Rasa ini lebih besar daripada rasa benciku kepadamu. Hampir beberapa minggu kita tidak saling berbicara. Bahkan ketika kau menuliskan pesan singkat untukku, tidak ada niat sedikit pun untuk membalasnya. Hingga akhirnya kau memulai pembicaraan terlebih dahulu. Perkataanmu itu membuatku sadar, bahwa yang aku lakukan selama ini salah. “Kenapa kamu jadi seperti ini? Kenapa pesan singkat dariku tak pernah kau balas? Aku tidak suka kamu yang seperti ini. You changed”

Akibat perkataanmu itu, aku kembali seperti dulu. Aku mulai membalas pesan singkatmu. Kita mulai bertegur sapa kembali, dan kau berhasil membuatku memiliki rasa ini (lagi). Beberapa bulan setelah itu, kau mematahkan harapanku. Ingatkah kamu? saat kau mengadakan acara di rumah mu. Kau memperkenalkan dia. Wanita yang telah berhasil menaklukan hatimu. Tentu saja itu bukan aku. Hal yang mustahil. Apakah kamu tahu bagaimana perasaanku saat itu? Ingin rasanya aku menangis saat itu juga. Tapi aku sadar, meskipun aku menangis selama mungkin, kau tetap tidak akan mengarahkan pandanganmu ke arahku.

Aku bingung pada semua ini. Setelah kejadian itu, kau bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kau bertindak seperti sedang tidak menyakiti siapa pun. Kau tetap mengirimkan pesan singkat untukku. Kau tetap bertindak seolah-olah kau menyukaiku. Aku tidak peduli hal itu. Karena bisa saja, itu hanya rangkaian kata yang kau buat. Bukankah dulu kau pun pernah begitu? Bertindak seolah kau punya rasa, padahal kau juga punya rasa untuk wanita lain. Hal itu yang membuatku takut untuk mempercayaimu kembali.

Anehnya lagi, ketika wanita yang kamu pilih tidak sesuai dengan harapanmu. Kau kembali ke arahku. Kau menanyakan kabarku dan bertindak seperti dulu lagi, saat pertama kali kau membuatku jatuh cinta. Tetapi sampai saat ini aku tidak begitu memperdulikanmu. Yang aku takutkan, kamu hanya menjadikanku pelarian saat wanita yang kamu pilih, mengabaikanmu.


Dari aku, wanita yang sering membohongi perasaannya sendiri. Demi melihatmu bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar