Sebelum membaca ini, salah satu penulis favorite ku pernah
bilang bahwa “tidak semua yang saya tulis adalah saya, dan tidak semua yang
kamu baca adalah kamu-Dwitasari”
Hai. Mungkin ketika aku menuliskan ini, kau masih tetap
bersamanya. Bersama wanita yang kamu pilih. Aku tahu, wanita itu bukan aku.
Selamat atas semuanya, bahkan aku sama sekali tidak menduga bahwa pada akhirnya
kau akan memilih dia. Entah kenapa rasa sakit itu ada ketika aku mendengar
berita tentang kalian. Apa ini yang dinamakan cemburu?
Aku bingung dengan semuanya. Kau bertindak seolah-olah kau
punya rasa. Kau bertindak seolah-olah kau menginginkanku kembali. Aku tidak
membutuhkan itu semua. Aku hanya membutuhkan tindakan nyatamu. Jika memang kau
punya rasa, kenapa kamu tidak menunjukkannya lewat tindakan nyata? Jika kamu
punya rasa, kenapa kamu tetap bersamanya? Kau tetap bersamanya, sedangkan
perhatianmu juga tetap kau arahkan padaku. Apa maumu?
Aku lelah dengan semua ini. Aku lelah harus menebak nebak
apa keinginanmu. Aku lelah harus menebak apa isi hatimu. Setiap kali aku ingin
pergi, kau bertindak seolah-olah tidak ingin kehilanganku. Ketika aku mencoba
untuk melupakanmu, kau bertindak berbeda, dan kamu berhasil membuatku gagal
untuk melupakanmu. Jika kau memang punya rasa, kenapa kau masih tetap
beramanya? Apa kau juga tidak ingin kehilangan dia? Aku rasa iya.
Mungkin aku salah telah mempertahankan mu selama ini. Jujur,
memang sulit rasanya mempertahankan orang yang juga mencintai wanita lain. Aku
bingung pada semuanya, ketika aku ingin pergi, ada yang melarangku untuk
melakukan itu. Mamaku yang mulai menyukaimu. Sepertinya kau pintar menarik hati
orang lain ya? Seringkali beliau menanyakanmu. Bahkan ketika kau tidak
berkunjung ke rumahku, beliau juga tetap menanyakanmu. Tapi anehnya, ketika
orang tua saling merestui, malah kita yang tidak bisa satu. Mungkin ini belum
waktunya.
Jika kamu di hadirkan oleh dua pilihan, bukankah kamu harus
berani untuk kehilangan salah satunya? Jika kamu memilihku, maka kamu harus
berani untuk kehilangannya. Begitu pula sebaliknya, jika kamu memilih dia, maka
kamu harus berani kehilanganku. Jika kamu memilih dia, aku akan pergi.
Pertanyaan yang selalu ada dalam fikiran ku, apakah kamu pantas untuk aku
pertahankan? Jika memang iya, lakukanlah apa yang harus kamu lakukan. Yang aku
butuhkan hanyalah tindakan nyata, bukan hanya sekedar kata-kata dan harapan
kosong.
Untuk kamu, seseorang yang bahkan tidak tahu hatinya untuk
siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar